Jumat, 06 April 2012

Tidak ada alasan untuk tidak bisa #2

Baru saja membaca sebuah pengalaman dari orang yang luar biasa. Bahkan sampai-sampai pengalaman yang biasa pun bisa menjadi hal inspiratif. Apaagi dengan judul yang tidak berbelit-belit, atau sampai mengandung unsur puitis. "Tidak ada alasan untuk tidak bisa", menjadi pembuka hari yang sepi kai ini (lagi libur sih :p )

Pengalaman belajar bersepeda bukanlah hal yang luarbiasa. Jatuh bangun bersepeda pastilah pernah kita rasakan. Padahal saat itulah pelajaran "never give up" pertama kita. Untuk seorang Lutfi Mu'awan, hal ini lah yang mungkin menjadi pelajaran untuk sukses dikemudian hari dibalik kekurangannya.


Stop taking about some else, I want you to make your own story. Believe me or not, everyone have their own story, just because you've passed it, doesn't mean it can't be used as the lesson for tomorrow. Sometimes a flashback is a kind of lecturer for us, don't ignore it.


Entah mengapa berspeda merupakan hal yang sangat mengasyikkan waktu itu. Walaupun sering jatuh, biasanya tempat yang paling rawan luka adaah lutut dan siku, sampai nabrak pagar orang, berspeda merupakan suatu pembuktian bahwa kita pasti bisa. Apakah ini terkait dengan umur? Ataukah karena lugunya kita waktu itu yang membuat kita pantang menyerah? Mari kita bersama merebut semangat yang dulu ada pada kita. Keyakinan untuk bisa akan membuat kita untuk bisa.


Saya sendiri dulu pinginnya gendut. Dan saya terus berusaha hingga akhirnya saya gendut. Saya makan dengan semangat, walau saat itu saya bisa dibilang orang yang tidak suka makan. Bayangin aja, saya dulu target kalo makan itu harus 5 porsi! Sampe muntah-muntah sih, :p .  Tapi saya sih agak menyesal dengan keputusan saya waktu itu. Kenapa mau gendut kalo akhirnya ingin kurus lagi. Well, setidaknya itu adalah salah satu pelajaran "never give up" saya.

Saya bisa dibilang sangat beruntung, dirawat sama mama yang sayang banget sama saya. Anyway time is changed, and here I am :) Yes, it is hard to find my love to mother, but it is just easy for mom to love me. Sometimes, I ask for myself, why do I ask for fairness, while I myself can't effort the fairness itself. Entah bagaimana nantinya ketika saya sudah punya anak.


Fact that, dibalik kesuksesan kita semua ada air mata orangtua.


Entahlah, apa yang harus saya tulis disini. Kini saya pun belum bisa dibilang sukses. Masalahnya sih, jujur "my ego". Tapi sudah terlanjur jatuh ke lubang, kini sedang mencari tangga untuk kembali.Ingat orangtua yang makin rentan, pengen deh bahagian dia. Setidaknya suksesnya kita merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau.


Saya bersyukur dengan prestasi saya kini, apalagi baru-baru ini saya diundang untuk menjadi co-director APMUN, memimpin sidang international gitu.. :D Maklum, saya mungkin terlalu ordinary, hingga prestasi seperti ini pun saya banggakan. Whatever you might say, this is a special gift to mom :D Belum bilang sih, tapi mom pasti tersenyum, kalo anaknya bahagia.


Dulu tu saya dibilang anak manja, karena mom tu terlalu perhatian "over protect" gitu. Tapi saya sih ga pernah claim, toh saya ga minta. Prinsipnya sih gitu aja, saya tidak manja karena saya tidak minta dimanja, tapi kalo dimanja, emangnya kenapa? Toh saya kini udah merantau, walau uang tidak cari sendiri, tapi makan cari sendiri. Sebenarnya sih ga dimanja-manja amat, in home itu kaya saya harus be the Best gitu. So everything should be perfect. Bayangin aja, dapat juara 2 atau 3 ga dianggap men di family saya. But it is just a little dust on the plate, that should be just ignored and let the wind get it away. Ga harus dicap mandiri untuk menjadi mandiri, buktinya saya yang dicap manja, sekarang mandiri. Just act the way you're lah. Of course stand still for what we believe.

The point is wherever and whoever we are, no reason to say give up, because our life is a special gift from our Most Understanding God. #God is Romantic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Archive